WELCOME TO MY BLOG

Monday 12 November 2012

DKK2

Cara men-solder yg baik dan benar :

Soldering (proses menyolder) didefinisikan dengan “menggabungkan beberapa logam (metal) secara difusi yang salah satunya mempunyai titik cair yang relatif berbeda”. Dengan kata lain, kita bisa menggabungkan dua atau lebih benda kerja (metal) dimana salah satunya mempunyai titik cair relatif lebih rendah, sehingga metal yang memiliki titik cair paling rendah akan lebih dulu mencair. Ketika proses penyolderan (pemanasan) di hentikan, maka logam yang mencair tesebut akan kembali membeku dan menggabungkan secara bersama-sama metal yang lain. Proses menyolder biasanya diaplikasikan pada peralatan elektronik untuk menempelkan/menggabungkan komponen elektronika pada papan circuit (PCB).


Untuk melakukan penyolderan tentu saja diperlukan kemampuan atau keahlian (skill). Ada beberapa langkah yang harus kita ketahui sebelum kita menyolder, diantaranya :
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan pada waktu menyolder, diantaranya :
  • Timah solder/Tinol (metal yang mempunyai titik cair cukup rendah sehingga mudah mencair);
  • Multitester/Multimeter (digunakan untuk memeriksa komponen sebelum disolder);
  • Penjepit/tang (digunakan untuk menjepit kaki komponen elektronika yang akan di solder, sehingga komponen tersebut mudah dipasang dan tidak terlalu panas karena sebagian panas akan disalurkan pada penjepit);
  • Penghisap solder (digunakan untuk membersihkan tinol baik yang ada pada PCB maupun komponen, juga digunakan untuk mempermudah waktu mencabut komponen dari PCB);
  • Dudukan solder (digunakan untuk menyimpan solder yang panas ketika sedang tidak digunakan).
Persiapan
  • Dipasaran terdapat solder yang mempunyai rentang daya antara 15 watt s/d 40 watt. Semakin besar tegangannya, solder tersebut akan semakin panas. Dalam pemilihan solder yang harus kita perhatikan adalah benda kerja yang akan di solder. Untuk menyolder komponen elektronika dianjurkan menggunakan solder yang berkekuatan 30 watt, supaya tidak terlalu panas yang menyebabkan komponen yang disolder menjadi rusak.
  • Periksa PCB dan komponen elektronika yang akan di solder. Pastikan bahwa komponen-komponen tersebut bisa berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
Proses Penyolderan
  • Bersihkan PCB dari kotoran atau minyak dengan menggunakan kain wol dan thinner atau menggunakan alat pembersih yang lain. Hindarkan alat pembersih yang bisa menyebabkan korosi pada PCB maupun jalur-jalur yang ada pada PCB
  • Bersihkan komponen-komponen elektronika yang akan di solder, terutama bagian yang akan di solder (kaki-kakinya) dengan menggunakan kain atau ampelas.
  • Panaskan solder sampai solder tersebut mampu mencairkan tinol
  • Pasang komponen yang akan di solder pada PCB kemudian lakukan penyolderan. Jangan memasang komponen sekaligus tetapi bertahap satu persatu (pasang satu komponen, terus lakukan penyolderan kemudian dipotong kaki-kakinya, setelah selesai baru pasang lagi komponen yang lainnya). Dahulukan menyolder komponen yang paling tahan terhadap panas.. Untuk komponen seperti IC, usahakan jangan menyolder secara langsung ke PCB karena panas akibat penyolderan bisa merusaknya, tetapi gunakan socket/dudukan untuk memasangnya. Socket digunakan untuk menjaga supaya IC tidak terkena panas pada waktu menyolder, selain itu juga untuk mempermudah penggantian bila IC-nya rusak karena IC termasuk komponen yang paling sering mengalami kerusakan.
Cara pemasangan komponen pada PCB, yaitu dengan cara menacapkan kaki-kaki komponen tersebut pada lobang yang sudah disediakan pada PCB. Setelah di tancapkan, bengkokkan kakinya + 45o supaya komponen tersebut tidak terlepas dan untuk mempermudah pada waktu menyoldernya.
Solderan yang baik adalah solderan yang berbentuk gunung dengan ketinggian+ 0,75 mm
Pemeriksaan
Setelah semua komponen di solder, proses terakhir adalah memeriksa jangan sampai ada solderan yang kurang baik atau komponen yang rusak akibat panas dari solder. Juga memerika jalur-jalur yang ada pada PCB jangan sampai ada yang rusak atau saling berhubungan akibat lelehan tinol yang akan mengakibatkan hubungan pendek
Pelapisan
Proses terakhir setelah semua proses di atas selesai adalah memberi lapisan terutama pada bagian bawah PCB yang ada soldernya dengan bahan yang bersifat isolator, misalnya cat/vernish. Hal ini dilakukan supaya rangkaian tadi terhindar dari korosi akibat oksidasi.

Cara mengecek kapasitor ( elektrolit kondensator ) menggunakan MUTITESTER  :


Sebenarnya tujuan daripada pengukuran kapasitor / kondensator elektrolit atau Elcoadalah untuk mengetahui keadaan daripada kapasitor / kondensator itu apakah bocor atau rusak atau masih baik. Dan nilai kapasitor/ kondensator elektrolit atau Elco bisa kita baca pada badannya. Selanjutnya langkah-langkah pengujian kapasitor / kondensator elektrolit atau Elco ini adalah sebagai berikut :
1. Pertama-tama putarlah saklar multimeter pada posisi R (R x 1) atau sesuai dengan yang kita kehendaki.
2 Multimeter boleh distel pada nol Ohm atau tidak.
3. Kabel yang hitam ditempelkan pada kaki (+) dan kabel yang merah ditempelkan pada kaki (-) kapasitor / kondensator elektrolit atau Elco.
4. Kemudian selanjutnya perhatikanlah gerakan jarum multimeter pada skala :
- Bila jarum multimeter itu bergerak ke kanan dan kembali ke kiri (seperti semula) berarti kapasitor / kondensator baik
- Bila jarum multimeter itu bergerak ke kanan dan kembali ke kiri tetapi tidak penuh berarti kapasitor / kondensator itu setengah rusak atau aus
- Bila jarum multimeter itu bergerak ke kanan dan berhenti maka kapasitor / kondensator itu bocor
- Bila jarum itu tidak bergerak sama sekali maka berarti kapasitor / kondensator itu sudah putus sama sekali 



Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
Ada dua konfigurasi umum untuk transistor: NPN dan PNP sebagai
ditunjukkan pada Gambar 2. Perhatikan perbedaan simbol untuk NPN dan PNP
transistor. Titik panah emitor dari kearah luar untuk
NPN dan ke arah dalam untuk PNP transistor.



 



Menentukan Kaki dan Jenis Transistor dengan Multitester Digital

Syarat untuk menentukan kaki (basis, emitor, dan kolektor) dan jenis (PNP atau NPN) sebuah transistor dengan menggunakan AVO meter atau multimeter atau multitester digital, adalah multitester tersebut harus memiliki fitur test dioda. Fitur pengetesan ini biasanya dilambangkan dengan simbol dioda, seperti yang terlihat pada gambar multitester dibawah ini.

Kita ambil contoh transistor yang hendak diukur adalah tipe C945, yang cukup banyak digunakan, .
1. Mengukur dan Membuat Tabel Pengukuran
  • Siapkan multitester dan atur posisi kenop putar pada fitur test dioda
  • Bayangkan atau gambarkan posisi kaki transistor dengan urutan angka 1, 2, dan 3
  • Buat tabel pengukuran dengan 6 buah titik ukur, yaitu 1 - 2, 1 - 3, 2 - 3, 2 - 1, 3 - 1, dan 3 - 2
  • Tetapkan probe warna hitam atau batang uji negatif untuk angka pertama, dan probe warna merah atau batang uji positif untuk angka kedua, contoh: pada titik ukur 1 - 2, probe hitam pada titik 1, dan probe merah pada titik 2
  • Catat hasil tiap kali pengukuran

    menentukan-kaki-transistor-c945

2. Menentukan Kaki dan Jenis Transistor
Setelah tabel pengukuran kita peroleh, ada dua buah titik pengukuran yang mendapatkan hasil, yaitu titik 1 - 3 sebesar 0,720 VDC dan titik 2 - 3 sebesar 0,716 VDC (lihat gambar di atas). Maka saatnya kita menentukan kaki dan jenis transistor, dengan cara:
  • Basis merupakan angka yang sama yang terdapat pada dua buah titik ukur
  • Jenis NPN atau PNP nya bisa kita tentukan dengan melihat probe mana yang terhubung kaki basis. Apabila titik basis terhubung probe hitam, maka transistor jenis PNP, dan bila titik basis terhubung probe merah, maka transistor jenis NPN
  • Bias maju Emitter-Base lebih besar dari Collector-Base, atau E-B > C-B, pada transistor jenis PNP. Bias maju Base-Emitor lebih besar dari Base-Collector, atau B-E > B-C, pada transistor jenis NPN

Sehingga kita dapatkan kesimpulan:
  1. Pada titik 3 kaki basis transistor C945
  2. Transistor C945 merupakan jenis NPN, basis berada diprobe merah
  3. Pada titik 1 kaki emitor dan pada titik 2 kaki kolektor transistor C945, karena titik 1 - 3 > 2 - 3
  4. Gambar transistor C945 seperti terlihat dibawah inijenis-transistor-c945

Cara Menguji Komponen Dengan Multimeter

Secara umum, para montir elektronik ketika menguji komponen menggunakan bantuan multimeter dalam bekerja. Dengan alat ini dapat diketahui baik atau tidaknya suatu komponen. Pengujian sebelum perakitan sangat penting karena komponen yang dipasang / solder dan dihubungkan dalam keadaan baik semula. Sedangkan bagi para pemula, pengujian dengan multimeter bisa dilakukan. Tetapi belum semuanya mengetahui cara-caranya.



1. Menguji Kondensator
Caranya adalah dengan langkah-langkah berikut di bawah ini:
  1. Mula-mula saklar multimeter diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm
  2. Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua colok (+) dan colok (-) dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.
  3. Hubungkan colok (-) dengan kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan colok (+) dengan kaki positif kondensator. Lihat jarum. Apabila bergerrak dan tidak kembali berarti komponen tersebut masih baik. Jika bergerak dan kembali tetapi tidak seperti posisi semula berarti komponen rusak. Dan apabila jarum tidak bergerak sama sekali dipastikan putus.

2. Menguji Resistor / Tahanan Tetap
Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
  1. Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
  2. Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment untuk menyesuaikan.
  3. Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu pula colok (-) pada kaki yang lain.
  4. Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
  5. Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan pengukuran melalui multimeter.
3. Menguji variabel kondensator
Menguji variabel kondensator bukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kebocoran. Hal ini disebabkan ia tidak terbuat dari bahan-bahan seperti layaknya yang dipakai dalam pembuatan elco, kondensator keramik dan lain sebagainya.
Tujuan pengujian ini hanyalah untuk mengetahui hubungan/kontak langsung antara rotor dan stator. Jika keduanya berhubungan maka tidak dapat dipakai karena korsleting sehingga menimbulkan suara gemerisik pada radio. Biasanya varco ang demikian dapat diketahui dengan cara memutar-mutar varco guna memperoleh signal (gelombang) dan diiringi suara gemerisik yang lebih tajam dari suara pancaran pemancar.
Untuk mengetahui tingkat korsleting pada sebuah varco adalah dengan :
  1. Pertama-tama memutar saklar multimeter pada posisi R x Ohm atau 1x dan K.
  2. Kalibrasi seperti biasa.
  3. Hubungkan colok (-) dan colok (+) pada masing-masing kaki.
  4. Putar rotornya. Apabila jarum tak bergerak sama sekali berarti varco dalam keadaan baik. Jika bergerak-gerak maka komponen ini terjadi kontak langsung/korsleting.